Tuesday, February 15, 2011

semester baru,
target ipk cumlaude,
lol

Enterobacter sakazakii

Pendahuluan
Enterobacter sakazakii adalah bakteri gram negatif fakultatif anaerob, berbentuk batang, dan tidak membentuk spora, dengan pigmen kuning dan memiliki kapsul sebagai bentuk pertahanan diri. Koloninya dapat berlendir maupun kering. Klasifikasi taksonomi sebagai berikut:

Kerajaan: Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gamma Proteobacteria
Bangsa : Enterobacteriales
Suku : Enterobacteriaceae
Genus : Enterobacter
Spesies : Enterobacter sakazakii

Ciri penting dari bakteri gram negatif fakultatif anaerob adalah heterotrof, hemoorganotrofik,tetapi beberapa tumbuh secara ototrofik dengan menggunakan H2 sebagai elektron donor, tidakbergerak dengan cara meluncur, tidak bereproduksi denga tunas, dapat tumbuh pada tunas, dapat tumbuh diudara dan dapat tumbuh secara anaerob dengan fermentasi, dapat hidup bebas atau bersimbiosis dengan inang, binatang, manusia, maupun tanaman. Beberapa diantaranya bersifat patogenik atau menimbulkan penyakit seperti E. sakazakii, hal ini berawal dari tidak ditemukannya bakteri E. sakazakii ini pada organisme sehat sehingga diduga merupakan bakteri yang dapat menyebabkan penyakit (Lud, 2005: 26-27).

Penyebaran
Enterobacter sakazakii bukan merupakan mikroorganisme normal yang berada di dalam saluran pencernaan manusia. Sehingga kemungkinan sumber infeksi E. sakazakii ini berasal dari tanah, air, sayuran lalat dan tikus. Dalam lingkungan industri makanan, bakteri ini dapat ditemukan si lokasi pabrik susu, kentang, pasta dan sereal. Lingkungan yang mengandung banyak air dan tanah yang lembab juga bisa menjadi penyebab penyebaran E. sakazakii ini. Beberapa makanan yang berpotensi untuk tercemar bakteri ini antara lain sosis, keju, sayuran, susu bubuk dan daging cincang awetan.

Di dalam tubuh, setelah tertelan, masuk dalam saluran pencernaan, bertahan dari keasaman lambung dan sampai di usus. Di usus hidup dan berkembang biak, setelah dewasa menginfeksi dinding usus Sehingga dapat masuk ke dalam aliran darah. Akibatnya, E. sakazakii dengan racunnya (enterotoxin) sampai di kepala dan menginfeksi jaringan otak. Enterotoxin memiliki 2 sub unit A dan B. Sub unit B melekat pada sel epitel bersilia dari usus halus sehingga memungkinkan masuknya subunit A. Subunit A mengaktifkan adenilat siklase yang mengakibatkan hipersekresi air dan klorida serta penghambatan reabsorbsi sodium sehingga terjadi ketidakseimbangan elektrolit. Lapisan usus menjadi menggembung penuh cairan sehingga timbul hipermotilitas (gerak peristaltik berlebihan) dan diare.
E. sakazakii pada lingkungan biasa tidak patogen. Namun yang perlu dipelajari adalah mengapa jika E. sakazakii sudah berada di dalam susu formula, E. sakazakii mampu menjadi patogen. Sifatnya oportunistik. Dalam keadaan optimal, E. sakazakii bisa tumbuh mencapai fase eksponensial, membelah jadi banyak sekali dari 10 sampai jutaan. Kemudian E. sakazakii menghasilkan faktor virulen enterotoxin, sehingga dapat melakukan adhesi (menempel) ke sel epitel, dapat memasuki dan menembus pembuluh darah, kemudian menyebabkan peradangan. Hasilnya, dapat menyebabkan enteritis, sepsis, dan meningitis. Tapi enterotoxin tidak dihasilkan di dalam susu formula. Jika sudah diminum, dan terjadi adhesi, E. Sakazakii mulai bereproduksi, dan akan sangat berbahaya jika sampai tertelan dan bereproduksi dalam tubuh manusia dan menginfeksi tubuh. Langkah yang paling penting dalam menghambat kontaminasi ini dengan membuat susu dengan air bersuhu 70 °C sehingga jika di dalam susu terdapat E. Sakazakii, dapat mati.


Penularan
1. melalui material untuk memproduksi susu formula.
2. melalui kontaminasi udara bebas setelah pasteurisasi.
3. melalui kontaminasi ketika penyajian atau pembuatan sebelum dikonsumsi.

Gejala yang Ditimbulkan

Secara umum, tingkat kefatalan kasus (case-fatality rate) atau resiko untuk dapat mengancam jiwa berkisar antara 40-80 persen pada bayi baru lahir yang mendapat diagnosis infeksi berat karena penyakit ini. Infeksi otak yang disebabkan karena E. sakazakii dapat mengakibatkan infark atau abses otak (kerusakan otak) dengan bentukan kista, gangguan persarafan yang berat dan gejala sisa gangguan perkembangan.

Gejala yang dapat terjadi pada bayi atau anak di antaranya adalah diare, kembung, muntah, demam tinggi, bayi tampak kuning, kesadaran menurun (malas minum, tidak menangis), mendadak biru, sesak hingga kejang. Bayi prematur, berat badan lahir rendah (kurang dari 2.500 gram) dan penderita dengan gangguan kekebalan tubuh adalah individu yang paling berisiko untuk mengalami infeksi ini. Meskipun juga jarang bakteri patogen ini dapat mengakibatkan bakterimeia dan osteomielitis (infeksi tulang) pada penderita dewasa. Pada penelitian terakhir didapatkan kemampuan 12 jenis strain E. sakazakii untuk bertahan hidup pada suhu 580C dalam pemanasan rehidrasi susu formula.

Pengobatan
Bila terjadi infeksi saluran urine, obatnya trimethoprimsulfametoksasol. Obat itu digunakan dalam bentuk kombinasi karena sifat sinergisnya.

Laporan Kejadian tentang Kontaminasi E. sakazakii
Enterobacter sakazakii pertama kali ditemukan pada 1958 pada 78 kasus bayi dengan infeksi meningitis. Sejauh ini juga dilaporkan beberapa kasus yang serupa pada beberapa negara. Meskipun bakteri ini dapat menginfeksi pada segala usia, resiko terbesar terkena adalah usia bayi. Peningkatan kasus yang besar dilaporkan terjadi di bagian Neonatal Intensive Care Units (NICUs) beberapa rumah sakit di Inggris, Belanda, Amerika, dan Kanada.

Di Amerika Serikat angka kejadian infeksi E. sakazakii yang pernah dilaporkan adalah 1 per 100.000 bayi. Terjadi peningkatan angka kejadian menjadi 9,4 per 100.000 pada bayi dengan berat lahir sangat rendah (< 1.5 kg) . Sebenarnya temuan peneliti IPB tersebut mungkin tidak terlalu mengejutkan karena dalam sebuah penelitian prevalensi kontaminasi di sebuah negara juga didapatkan dari 141 susu bubuk formula didapatkan 20 kultur positif E. sakazakii. Pada 1980 bakteri ini diperkenalkan sebagai bakteri jenis yang baru berdasarkan pada perbedaan analisis hibridasi DNA, reaksi biokimia dan uji kepekaan terhadap antibiotika. Disebutkan, dengan hibridasi DNA menunjukkan E. sakazakii 53-54 persen dikaitkan dengan 2 spesies yang berbeda genus, yaitu Enterobacter dan Citrobacter.

Pada penelitian tahun 2007, beberapa peneliti mengklarifikasi kriteria taxonomy dengan menggunakan cara lebih canggih, yaitu dengan f-AFLP, automated ribotyping, full-length 16S rRNA gene sequencing and DNA-DNA hybridization. Hasil yang didapatkan adalah klasifikasi alternatif dengan temuan genus baru, yaitu Cronobacter yang terdiri dari 5 spesies.

Hingga saat ini tidak banyak diketahui tentang virulensi dan daya patogenitas bakteri berbahaya ini. Bahan enterotoxin diproduksi oleh beberapa jenis strain kuman. Dengan menggunakan kultur jaringan, diketahui efek enterotoxin dan beberapa strain tersebut. Didapatkan 2 jenis strain bakteri yang berpotensi sebagai penyebab kematian, sedangkan beberapa strain lainnya non-patogenik atau tidak berbahaya. Hal inilah yang mungkin menjelaskan kenapa sudah ditemukan demikian banyak susu terkontaminasi, tetapi belum banyak dilaporkan terjadi korban terinfeksi bakteri tersebut.

Meskipun sangat jarang, infeksi karena bakteri ini dapat mengakibatkan penyakit yang sangat berbahaya sampai dapat mengancam jiwa, di antaranya adalah neonatal meningitis (infeksi selaput otak pada bayi), hidrosephalus (kepala besar karena cairan otak berlebihan), sepsis (infeksi berat) , dan necrotizing enterocolitis (kerusakan berat saluran cerna). Sedangkan pada beberapa kasus dilaporkan terjadi infeksi saluran kencing.

Susu Formula Berpotensi Terkontaminasi Enterobacter sakazakii

Dalam proses pembuatan susu formula, setelah di pasteurisasi, dilakukan spray drying dengan mengalirkan udara panas agar susu yang tadinya berbentuk cair menjadi bubuk. Namun saat dilakukan fortifikasi (penambahan nutrisi lainnya) dimasukkan beberapa bahan yang mungkin tidak boleh terkena panas lagi. Jadi, kemungkinan di sinilah resikonya. Belum lagi jika ada pori-pori di alat yang tidak tercuci. Satu hal lagi, begitu terkena kontak dengan permukaan kasar, Enterobacter sakazakii akan membuat semacam biofilm (seperti selimut), sehingga agak sulit untuk dilakukan desinfeksi.

Gambar Enterobacter sakazakii



DAFTAR PUSTAKA
http://lordbroken.wordpress.com/2011/02/13/karakteristik-enterobacter-sakazakii-dan-susu-formula/ tanggal akses 15 Februari 2011, 06.00 WIB
Waluyo, Lud., 2005, Mikrobiologi Umum, UMM Press: Malang, halaman 26-27